Mirwaners, sebenarnya makam ini juga sudah dijadikan sebuah objek wisata religi oleh Pemerintah Kota Banda Aceh. Setiap hari ratusan pengunjung selalu memadati area makam ini. Baik sekadar melihat, maupun hendak berziarah sembari membacakan zikir dan berdoa di makan ini.
Setelah itu, kami langsung menuju ke sebuah gedung yang terbuat dari beton, di bagian depan dipasang besi jeruji terlihat jelas makam Syiah Kuala dan beberapa makam lainnya.
Di depan gedung ini terdapat sebuah pamflet dituliskan kisah dan sejarah makam ini. Termasuk tertera tanggal lahir, wafat bahkan jabatannya semasa Kerjaan Aceh Darussalam pada pemerintahan para Ratu. Ada 4 ratu Syiah Kuala menjabat sebagai Kadhi Malikul Adil masa itu.
Sebelum memasuki rumah pemakaman ini, kami diharuskan berwudhu terlebih dahulu. Ada bak tempat wudu sebelum memasuki pintu masuk dalam makam ini. Tempat wudu pria dan wanita ini yang terbuat dari beton dipisahkan dengan 3 papan. Tempat wudu pertama terlihat adalah milik wanita dan sebelahnya milik pria. Tertulis juga di papan pengumuman bahwa semua pengunjung harus menggunakan pakaian yang muslim dan muslimah.
Tapi sayangnya, kami dan pengunjung lainnya tidak dibenarkan berfoto dilokasi tersebut. Larangan memotret di dalam makam bukan tidak memiliki alasan. Petugas penjaga makam ini melarang memotret untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan disalah gunakan.
Walaupun demikian, pihaknya akan memberikan untuk memotret, akan tetapi setelah mendapat izin dari pengelola. Setelah mendapatkan penjelasan keperluannya, sambil didampingi pengelola, pengunjung diperbolehkan untuk mengabadikan momen selama di makam.
Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com