Mirwaners! Saya dulu mungkin tergolong orang yang introvert. Yaitu orang yang pemalu dan kelihatan sedikit berbicara karena cenderung memproses sesuatu secara internal dan berpikir dahulu sebelum bicara. Dulu saya cenderung lebih nyaman untuk mengobrol secara empat mata dibandingkan berbicara bersama sekelompok besar orang karena merasa bahwa interaksi dengan sedikit orang itu memiliki makna yang dalam, dapat lebih bermanfaat. Dulu saya tidak begitu menyukai interaksi bersama banyak orang, kecuali hanya untuk sekadarnya saja.
Walau pun sebenarnya tipe keperibadian introvert itu bukanlah berarti buruk, namun sebagian pemikiran masyarakat, tipe ekstrovert cenderung lebih disukai daripada introvert dengan anggapan bahwa mereka yang introvert memiliki kesehatan mental dan kehidupan yang kurang baik dan susah bergaul jika dibandingkan dengan ekstrovert. Namun, hal ini tidaklah sepenuhnya benar karena tipe kepribadian introvert cenderung sama seimbangnya dalam hal kesehatan mental dan kehidupan dengan tipe ekstrovert.
Walaupun demikian, Alhamdulillah, keperibadian introvert saya makin berubah ketika saya mengikuti program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan Terluar dan Tertinggal (SM-3T). Sebuah program yang dinaungani oleh DIKTI. Saya mengikuti program ini selama 1 tahun di daerah perbatasan, yaitu di Provinsi Nusa Tenggara Timur, indonesia. Kenapa program ini bisa merubah saya? Karena di program ini, selain belajar untuk menjadi pendidik untuk anak bangsa dengan keadaan yang serba kurang, saya juga tertuntut untuk selalu berinteraksi sosial dengan masyarakat sekitar dengan latar belakang masyarakat yang jauh berbeda dengan masyarakat ditempat saya sendiri. Oleh karena itu, saya menjadi sering ikut terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Dengan mayoritas penduduk beragama Kristen, saya harus lebih bijaksana dan lebih friendly dalam pergaulan dengan masyrakat. Mereka tidak boleh begini, maka saya juga harus ikut tidak boleh begini. Karena dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Namun, aturan agama tetap menjadi nomor satu. Mereka beribadah ke gereja, saya beribadah dirumah saja. Karena mesjid sangat susah ditempuh dan terlalu jauh dari rumah. Pulang beribadah, kemudian terus melewati hari-hari bersama-sama dengan riang gembira. Saya sedikit banyak belajar tentang arti toleransi dengan keadaan lingkungan disana.
Didaerah perbatasan seperti NTT memang tergolong daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) yang serba kurang. Jika mau mandi harus angkut air terlebih dahulu di sumur yang agak jauh dari rumah. Mau mencari sinyal 3G harus panjat pohon. Bahkan ada tempat yang sama sekali tidak ada sinyalnya. Mau makan enak-enak, mau makan bakso, mau makan burger, KFC, harus ke kota dulu yang jarak tempuhnya hampir 1 jam. Namun, dengan keadaan yang serba kurang terebut, saya menjadi lebih bersyukur dengan keadaan saya sekarang. Saya seharusnya lebih mengapresiasi apa yang saya miliki sekarang. Saya seharusnya tidak mensia-siakannya.
Sekarang saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun buat SM-3T. Terimakasih karena telah merubah sedikit keperibadian introvert saya. Sehingga kini saya tidak seperti dulu lagi. Terimakasih karena telah mengajari saya arti toleransi dengan masyarakat yang berbeda latarbelakang. Terimakasih karena telah mengajari saya untuk lebih bersyukur dengan apa yang saya punya sekarang. Terimakasih karena telah mengajari saya menjadi pendidik yang profesional. Terimakasih buat segala-galanya. Semoga kau tetap hidup dibumi pertiwi.
Mirwan Choky
Alumni SM-3T NTT angkatan IV
Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com
4 comments
Selamat.... akhirnya melepas jabatan sebagai "introvert", heuheuheu
by the way, meskipun jauh dari sinyal dan tempat tempat makan enak, aku yakin warga disana tetap bisa merasakan kebahagiaan :)
tukeran link blogroll yuk ahh
Hehehe... Iya bener banget. Walau bagaimana pun keadaan disana, mereka tetap bahagia kok. Karena makanan enak itu bukanlah satu-satunya yang bisa bikin bahagia.
Udah saya pasang link nya :)
Keren ceritanya, SM-3T NTT kayak program indonesia mengajar ya?
Jadi pengen ikutan
Iya mbak, SM-3T ini hampir sama kayak Indonesia mengajar. Ayuk lah ikut.