Meskipun demikian, kota Pekanbaru ini memiliki beberapa lokasi wisata sejarah yang patut di kunjungi. Seperti minggu kemaren, aku bersama Bujang Dara Pekanbaru dan Pekanbaru Heritage Walk mengunjungi destinasi wisata sejarah sebagai berikut :
1. Rumah Singgah Sultan Siak
Rumah Singgah Sultan Siak merupakan salah satu peninggalan sejarah yang ada di Pekanbaru. Menurut berbagai sumber, Rumah Singgah Sultan Siak, tepat berada di bawah Jembatan Siak ini merupakan sebuah bukti bahwa dulunya lokasi ini pernah menjadi Pusat Pemerintahan Kesultanan Siak pada masa Kesultanan Siak ke-4 dan ke-5. Waktu itu, rumah kayu ini seringkali menjadi tempat persinggahan Sultan Siak, Sultan Syarif Qasim II.
Hingga saat ini, bangunan rumah peninggalan ini masih seperti aslinya dengan sentuhan warna krem, kuning keemasan, dan biru. Saat memasuki rumah ini, aku melihat ada sebuah bak berisi air di tepi tangganya. Air didalam bak ini digunakan oleh para tamu yang masuk untuk membersihkan kaki di tempat tersebut sebelum masuk. Setelah cuci kaki dan masuk, aku berada diruangan yang besar sekali untuk tempat berkumpul dengan beberapa foto lama menghiasi dindingnya. Selain foto-foto lama, terdapat juga alat music kompang, centong dan gasing (permainan tradisional), terbuat dari kayu dengan tali dari bahan goni, yang bergantungan menghiasi dinding. Sebelum duduk di lantai yang terbuat dari kayu itu, aku melihat ada beberapa dulang (talam). Dulang ini digunakan untuk menyajikan para tamu yang datang.
Selain ruangan besar tersebut,masih ada tiga kamar dan satu ruang loteng yang digunakan untuk menyimpan barang dan ruangan di loteng itu digunakan untuk memingit anak gadis yang akan segera menikah. Untuk menuju ke Rumah Singgah Sultan Siak ini, aku menggunakan kendaraan pribadi. Soalnya, tidak ada kendaraan umum yang melintas di daerah itu.
2. Halte dan Terminal Lama
Bersebelahan dengan Rumah Singgah Sultan Siak, tepat berada dibawah Jembatan Siak, terdapat sebuah halted an terminal lama yang kini sudah di cat baru. Halte ini juga merupakan saksi bisu atas aktifitas harian masyarakat Pekanbaru zamana dahulu. Berdasarkan arsip dari Pekanbaru Heritage Walk, zaman dahulu di antara tahun 1950 sampai 1970, masyarakat yang ingin ke Pekanbaru atau pergi keluar dari Pekanbaru, mereka biasanya singgah terlebih dahulu diterminal ini. Pokoknya, terminal yang berwarna biru ini menjadi saksi bisu dari lalu lintasnya PO bus yang membawa penumpang menuju ke Sumatera Barat, Duri, dan Dumai.
3. Rumah Tenun Kampung Bandar
Setelah itu, aku dan teman lain pun menuju ke Rumah Tenun Kampung Bandar. Rumah Tenun Kampung Bandar yang bergaya Melayu ini merupakan salah satu tempat pengrajin songket yang ada di Pekanbaru. Dimulai dari pagi hingga sore hore. Penenun perempuan di rumah ini mengubah benang berwarna warni, benang emas, dan dan benang perak menjadi kain-kain songket.
Sebenarnya Rumah tenun yang telah berdiri sejak tahun 1890-an ini terdapat 3 alat tenun bukan mesin yang setiap harinya bekerja membuat tenunan khas Riau. Kalau kita berada didekat rumah ini, maka kita setiap hari akan terdengar gemertak suara dari alat tenun. Salah satu dari ibu penenun itu pernah bilang ke aku bahwa hasil tenunan dari sini sudah pernah sampai luar negeri. Salah satunya yaitu negeri Spanyol.
4. Rumah Melayu Tempo doeloe
Saat melanjutkan perjalan, ketemu sebuah rumah bergaya Melyu tempo dulu. Lokasinya tepat di sudut gang kecil, kurang tau sih apa nama lokasinya. Yang jelas, lokasinya tak jauh dari Rumah Tenun Kampung Bandar. Sempat perbincang dengan penghuni rumah ini. Ternyata rumah tua yang berdiri pada abad 18 atau sekitar tahun 1890-an ini bisa menjadi salah satu potensi wisata sejarah. Rumah ini juga di tempati secara turun temurun dan dirawat secara berkelanjutan.
5. Kimteng Legend
Kimteng Legend ini dulunya merupakan sebuah kedai kopi. Bangunan gudang dengan arsitektur Belanda ini kini mulai lapuk di makan usia. Bagunan ini kini dijadikan sebagai gudang ban oleh pengusaha yang menyewa ke pemilik. Jarak bangunan Kimteng Legend ini dari tepi Sungai Siak hanya sekitar 25 meter, dan bangunan ini menghadap ke Sungai Siak. Menghadap ke Sungai Siak karena dulunya di depan bangunan ini ada pelabuhan. Nah, saat itu penumpang dan masyarakat pelabuhan ngopinya di Kimteng Legend ini. Untuk menuju ke lokasi ini, kami pergi ke Pasar Bawah, masuk ke Jalan Kota Tua, jalan terus dan akhirnya ketemua bangunan tua ini.
6. Tugu Nol Kilometer
Penjelajahan pun berlanjut dan akhirnya sampai ke Tugu Nol Kilometer. Tugu Nol Kilometer ini merupakan sebuah patokan nol kilometer untuk penanda pembuatan jalan penghubung antara Pekanbaru- Bangkinang-Payakumbuh. Dan Gudang Pelindo yang berada di dekat tugu nol kilometer ini, menjadi saksi bisu kejayaan perdagangan antara Sumatera Timur (Pekanbaru) ke Singapura di masa itu. Tugu nol km Pekanbaru ini dibuat oleh Belanda pada tahun 1920.
7. Gudang Pelindo
Disamping Tugu Nol Kilometer terdapat Pelabuhan dan Gudang Pelindo. Gudang Pelindo ini berlokasi di sisi Sungai Siak dan berjarak sekitar 96 mil ke muara Sungai Siak. Pelindo ini adalah sebuah gedung yang menjadi saksi bisu atas kejayaan perdagangan antara Sumatera Timur atau Pekanbaru ke Singapura. Berdasarkan sejarah, dulu ada namanya Pelabuhan lama Pekanbaru yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1920-an. Saat itu, pelabuhan ini disinggahi kapal-kapal dari Perusahaan Pelayaran Belanda. Kapal-kapal ini membawa barang-barang dari Tapung, Payakumbuh, dan berbagai wilayah Sumatera Tengah lainnya untuk dibawa ke Singapura. Di dalam salah satu foto hitam putih di Leiden, memperlihatkan salah satu kapal dari Perusahaan Pelayaran Belanda yang bertujuan ke Afrika Selatan via Singapura biasanya singgah sebentar di Pelabuhan Pelindo ini.
8. Komplek Makam Marhum Pekan
Setelah di Gudang Pelindo, kami pun menuju ke Masjid Raya Pekanbaru. Tepat disebelahnya ada Komplek Makam Marhum Pekan yang pada masa lampau dikenal dengan nama Pekuburan Kampung Bukit. Tempat ini juga menggambarkan sejarah Kerajaan Siak di Senapelan. Ketika aku masuk kedalam komplek makam ini, aku melihat ada beberapa makam dengan nama batu nisan keluarga raja/ sultan.
9. Istana Hinggap / Rumah Tuan Qadhi
Setelah dari Komplek Makan Marhum Pekan, kami pun singgah ke Istana HInggap atau dikenal dengan Rumah Tuan Qadhi. Rumah yang bergaya indische ini didirikan pada awal tahun 1900-an. Pemilik istana ini adalah H Zakaria bin Abdul Muthalib, yang bergelar Tuan Kadi. Pada zaman dahulu, beliau ini dipercayai oleh Sultan Syarif Kasim II sebagai penasihat raja di bidang agama. Setiap sultan Siak datang ke Pekanbaru, beliau menginap di rumah ini, sehingga ada kamar khusus untuk Sultan. Sekarang kalau kita lihat isi dalam bangunan ini, semua barang-barang masih asli.
Setelah menjelajah destinasi wisata sejarah ini, kami pun langsung istirahat sebentar disebuah warung sambil menikmati kopi dengan voucher yang kami dapatkan dari Pekanbaru Heritage Walk. Well, inilah jawaban dari teman-teman traveler yang pada nanya kemaren tentang destinasi wisata di Pekanbaru. Mungkin dari teman-teman ada yang ingin mengalami experience seperti yang telah ku alami, bisa menghubungi komunitas Pekanbaru Heritage Walk melalui instagram @pkuheritage.
Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com
22 comments
Menarik dikunjungi lokasi2 wisatanya ...
Itu bangunan Kimteng Legend sayang banget ya dibiarkan terlantar begitu, padahal sangat keren.
Bangunannya ngadep sungai pula ...
Kalo difungsikan lagi pasti jadi nilai plus buat wisata susur sungai.
Kk beberapa kali duduk nongkrong santai di gudang lama itu. Kalo sore banyak anak2 main layang2 disitu & para imigran/pengungsi pun ikut bersantai dsna..
Senang anak2 mareka bisa sedikit berlapang & melupakan deritanya dgn bermain disana
he..he..
seperti kembali ke tahun 70-an, masih kental dengan ornamen melayu.
provinsi serumpun ni sama Kepri belum kesampaian kesana. semoga secepanya bisa ke riau
kimteng legend... kesan nya horor ya.. heuheuheu
Aku belum pernah euy ke Pekanbaru, pengen padahal sejak lama. Ternyata banyak tempat yang bisa didatangi. Terutama yang terkait dengan sejarah Melayu,hmmm menarik.
Wuih lokasi-lokasinya menarik. Tapi penasaran sama keramaian dulu di Kimteng Legend.
pekan baru riau, saya belum pernah kesana, tapi sering banget dengar tentang salah satu kota melayu yang ada di sumatera ini. btw, 9 objek wisatanya bagus-bagus dan bersejarah...
Dan saya lebih suka rumah kampung melayu tempo dulu, tampak gimana gitu. Rasanya terbawa masa lalu.
Wah asyiknya...mudah2an suatu saat bisa melihat langsung di Pekanbaru..
Beberapa kali ke Pekanbaru untuk urusan pekerjaan di Rumbai. Tapi blas belum pernah halan2 utk cek2 tempat2 menarik di Pekanbaru. Teman2 di sana sering bilang di Pekanbaru gak ada apa2, haha!
Btw, thanks info tempat wisatanya. Semoga kelak bisa disambangi saat ke sana lagi :)
Iya mas, itu bangunan Kimteng Legend udah gak terawat lagi sekarang. Sayang banget.
Serius kak? Pernah juga duduk nongkrong santai di gudang lama itu?
Yup, itulah Pekanbaru.
Aminnn... semoga suatu hari nanti bisa main-main kesini.
Hahahaha..... iya sih... :D
Ayo dong mbak jalan-jalan ke Pekanbaru.
Iya gan... andaikan Kimteng seramai dulu....
Ayo dong gan, kapan-kapan datang dong ke Pekanbaru untuk melihat sendiri tempat-tempat bersejarah tersebut.
Yaaahhh.... ketahuan nih umurnya.... hehehe
Amiinnn... semoga aja...
Waaah.... sayang banget... udah ke Pekanbaru tapi gak nyempetin lihat wisata sejarahnya...