Untuk hari pertama, aku pergi ke OCBC Arena. Pada saat itu, di OCBC Arena ada acara Kejuaraan Dunia Pencak Silat (World Pencak Silat Championship) ke-18 dimana ada 40 negara yang mengambil bagian termasuk juga Indonesia. Kebetulan pada hari itu Singapura menjadi tuan rumah kejuaraan dunia pencak silat yang sudah dimulai sejak hari kamis tanggal 13. By the way, sambil menyaksikan kejuaraan tersebut, aku dan teman-teman sempat nyoba belajar pencak silat dengan keris keris magik ditangan. Pinginnya sih belajar silat gayong, tapi kami terlupa bawa gayong yang masih di kamar mandi. Jadinya silat keris aja deh. Haha…
Setelah menyaksikan acara pencak silat, aku langsung pergi ke Wisma Geylang Serai. Tempat ini merupakan pusatnya adat Melayu di Singapura. Kebetulan pada waktu itu ada acara Alek Gadang dimana ada ramai orang asli Minangkabau datang beramai-ramai. Alek Gading ini merupakan sebuah acara perayaan Budaya Minangkabau yang diselenggarakan oleh Asosiasi Minangkabau Singapura. Anyway, meskipun kami bukan orang Minang, tapi kami nyoba pakai baju adat Minangkabau, gimana? Cocok gak?
Keesokan harinya, aku pun hadir diacara yang tunggu-tunggu, yaitu acara Hari Melayu Sedunia Singapura bersamaan dengan Pesta Wira Melayu Singapura yang diselenggarakan di Stadium daerah Kallang di mana orang laut Singapura dulu mula bertapak. Hari Melayu Sedunia Singapura ini akan diadakan setiap tahun dan mengajak orang-orang Melayu dari seluruh dunia untuk datang dan melestarikan adat-adat Melayu. Jadi, tahun ini diadakan kenduri besar untuk semua menikmati makanan-makanan Melayu.
Acara ini berkolaborasi dengan acara Bengkulu, Belitung, Riau, Kepri, dan Ternate Travel Fair. Salah satu teman ku, Hatta Sikabong si anak Belitung, dia mengambil kesempatan untuk menunjukkan dan menjual hasil kerajinan tangannya diacara tersebut. Alhasil, barang-barang yang dijual Hatta laris manis. Bahkan boothnya dia merupakan booth yang terlaris diacara tersebut. Dia menjual tanjak, tas dan barang-barang unik lainnya yang merupakan hasil kerajinan tangannya sendiri. Yang lebih mengagumkam lagi ialah tanjaknya digunakan untuk memberi penghargaan kepada Dr. Nizam oleh budayawan terkenal Singapura Som Said.
Dan teman ku yang lainnya seperti Sri Nirwana dan Mas Febrian menghibur para tamu terhormat yang datang dengan mempersembangkan lagu-lagu Melayu diatas panggung.
Dan teman ku yang lainnya seperti Sri Nirwana dan Mas Febrian menghibur para tamu terhormat yang datang dengan mempersembangkan lagu-lagu Melayu diatas panggung.
Itulah kegiatan ku selama di Singapura kemaren. Aku sangat bangga menjadi orang Melayu. Tuah sakti hamba negeri esa hilang dua terbilang. Patah tumbuh hilang berganti takkan Melayu hilang di bumi. Mari bangun Melayu di bumi pertiwi.
Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com