Riau Festival 2019
Kemaren tanggal 11 April diselenggarakan acara Riau Festival 2019 di Kampung Bandar dan pelabuhan tua Pelindo. Dikarenakan adanya acara ini kini daerah tersebut terlihat lebih hidup dan jauh dari kesan kuno dan menyeramkan. Dan bahkan kawasan kota tuanya Pekanbaru di tepi Sungai Siak ini sepertinya akan menjadi salah satu potensi wisata di Pekanbaru.
Diacara Riau Festival 2019 kemaren, daerah Kampung Bandar dipenuhi oleh warga Kampung Bandar dan sekitarnya yang antusias menyambut penyelenggaraan Riau Festival mulai dari memperbaiki jembatan kayu yang rusak, rumah-rumah tua yang mulai rusak diperbaiki, membuat lukisan-lukisan bernuansa Melayu di area pelabuhan, hingga ikut berjualan makanan saat acara. Kini Kampung Bandar kelihatan bersih dan rapi. Dinding rumah dicat sehingga jadi nampak semarak. Ini merupakan suatu kebanggaan bagi ku sebagai warga Pekanbaru karena destinasi wisata di Pekanabru kini makin bertambah.
Sebenarnya Kampung Bandar merupakan daerah kota tua yang jadi saksi bisu cikal bakal Pekanbaru yang pertama dibuka oleh Kesultanan Siak Sri Indrapura di tepi Sungai Siak. Peninggalan bersejarah hingga kini masih ada, namun sayangnya pada awal 2018 belasan rumah yang usianya ada yang sudah seabad, terbakar di daerah itu dan kini tinggal menyisakan tapak rumah panggungnya saja.
Kegiatan mural sudah diadakan sejak bangunan tua tersebut terbakar. Dengan adanya kegiatan mural ini, di Kampung Bandar terdapat lokasi yang diberi nama Bandar Mural. Area itu merupakan reruntuhan bekas kebakaran yang akan menjadi bagian dari instalasi 144 karya seni yang dipajang di sana.
Selain karena ingin membuat Kampung Bandar terlihat menyenangkan, tujuan dibuatnya acara festival ini adalah untuk membuat para creator muda melihat dan mau mengembangkan heritage Pekanbaru dan Melayu dari kacamata mereka sendiri. Oleh karena itu, acara festival ini bisa dikatakan sebagai acara yang menggabungkan wisata budaya atau heritage dengan pendekatan modern yang bisa diterima anak muda generasi milenial.
Bagi ku sih acara ini memang unik karena kalau ku lihat dari kacamata ku, acara ini menyatukan banyak elemen sejarah dan modern. Kayaknya ada beberapa komunitas mural di Pekanbaru juga ikut berkolaborasi dengan PHW di acara RiauFest 2019 ini seperti komunitas Doodleart Pekanbaru, Kumaga, Komik Riau, Sikari, Hikaru, Urban Sketchers Pekanbaru, dan Peviart.
Ohya, lokasi acara ini sangat berdekatan dengan Pasar Bawah Pekanbaru. Kawasan Pelindo malam hari biasanya hanya ada pemandangan yang gelap. Biasanya ada beberapa nongkrong di tepi pelabuhan hanya untuk memancing yang kadang sambil pacaran. Tapi kini, dengan adanya kegiatan ini, kawasan pelabuhan yang sudah lama vakum ini menjadi salah satu kawasan objek wisata di Pekanbaru.
Di penutupan acara Riau Festival 2019 ini, ada penampilan music dan hiburan di area pentas kreatif Melayu yang berlokasi di area pelabuhan tua Pelindo1 dengan latar belakang langsung terlihat Jembatan Marhum Bukit. Panggung berkonsep terbuka itu menampilkan Freza and Friends, Wan Dance Studio membawakan koreografi Bokal, dan bintang utamanya Geliga Jazz featuring Bintang Indrianto, Kadek Rihardika (Fusionstuff), dan Bonita (Bonita & the Hus Band). Walaupun sempat terkendala karena hujan turun jelang acara, namun para pengunjung RiauFest termasuk aku sendiri merasa terhibur dengan penampilan musik tersebut, apa lagi saat kak Bonita nampil. Merinding cuy!
Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com