Hello! Kalian udah pada tau dan familiar dong sama kertas bermerek PaperOne? Soalnya sering kali kita jumpai kertas ini di fotokopian, tempat print, di kantor dan ditempat lainnya. Aku juga sering kok ketemu sama kertas PaperOne ini. Di kantor ku sekarang juga menggunakan kertas ini buat ngeprint dokumen. Bahkan dari dulu, saat mau nge-print tugas dan skripsi, tetap menggunakan kertas PaperOne.
PaperOne merupakan sebuah merek unggulan dari Grup APRIL (Grup Asia Pacific Resources International Limited), atau dikenal dengan PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang memproduksi bubur kertas dan kertas secara berkelanjutan di Indonesia. Ohya, PaperOne juga telah bersertifikat PEFC lho yang artinya produk ini berasal dari hutan tanaman industri yang dikelola secara sustainable alias berkelanjutan.
Kabar gembiranya, kemaren aku mendapatkan kesempatan untuk datang ke Grup APRIL yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Pelalawan, untuk menyaksikan secara langsung proses produksi kertas PaperOne ini. Aku gak mau menyia-nyiakan kesempatan ini dan akhirnya aku izin libur kerja dari kantor selamat 3 hari buat ngunjungi pabrik kertas ini.
Setelah sampai di lokasi, kami langsung diajak berkeliling melihat-lihat di sekitaran APRIL seperti komplek tempat tinggal karyawan, sekolah, tempat main anak-anak. Dan gak lupa juga nyobain E-bus alias bus listrik. Ternyata lingkungan APRIL itu luas banget! Setelah itu, kami beristirahat di Hotel Unigraha, sebuah hotel di APRIL yang lengkap banget, ada kolam renang dan tempat gym juga.
Keesokan harinya, kami langsung masuk ke pabriknya. Sebelum benar-benar terjun ke lapangan, kami terlebih dahulu dilengkapi dengan helm dan sepatu khusus untuk menjaga keselamatan selama berada di area Grup APRIL.
Beginilah Proses Pembuatan Kertas PaperOne
1. PEMBIBITAN
Jadi sebenarnya kertas PaperOne diproduksi dengan menggunakan bahan baku pohon Accacia dan Eucalyptus yang ditanam di hutan tanaman industri yang tersebar di lima kabupaten di Provinsi Riau dengan menanam 200 juta bibit per tahun. Awalnya, aku diperlihatkan bagaimana proses pembibitan Acacia dan Eucalyptus di Kerinci Central
Nursery 2. Ada 2 metode pembibitan yang mereka lakukan yaitu Motherplant yang disemai di ruangan terbuka dan Growth Room yang disemai dalam ruangan khusus dengan Tissue Culture. Saat pembibitan, mereka menjaga dan merawatnya dengan seksama dengan teknologi yang canggih. Misalnya dengan melakukan penyiraman dan memasang alat perangkap serangga.
2. PEMANENAN BIBIT
Untuk pemanenan bibit yang akan ditanam ditempat khusus, mereka memanen Eucalyptus tiap 5 hari sekali dan memanen Acacia tiap 7 hari sekali. Bibit yang sudah di panen kemudian dibawa ke Rooting Area. Untuk bibit yang sudah dikembang dengan Tissue Culture akan dikembangkan di Rooting Area selama 2 minggu. Pembibitan dari Motherplant juga akan dikembangkan di Rooting Area selama 3 minggu. Kalau dibandingin, sebenarnya tanaman dari Tissue Culture lebih seragam jika dibandingkan dengan tanaman di Motherplant. Untuk tanaman yang di Motherplant, yang dipanen itu adalah dahan yang tumbuh dan dipotong kemudian dibawa ke Rooting Area. Jadi sebenarnya di Rooting Area, tanaman ini dijaga agar tetap segar sehingga tanaman ini tumbuh dan berakar sesuai dengan kebutuhan. Setelah selama 2 sampai 3 minggu di Rooting Area, maka tanaman tadi akan dibawa ke Open Growth Area atau Production Area dan tetap dirawat sekitar 3 mingguan lagi disana.
3. BIBIT SIAP DITANAM
Di Production Area, tanaman akan kembangkan dengan material serat sabut kelapa sebagai media. Setelah material dimasukan ke dalam tray, maka tray itu ditanami dengan tanaman dari Rooting Area. Setelah 7 minggu kemudian, tanaman yang lolos Standard Premium Quality Assesment akan dikirim ke lapangan.
4. PULPING
Setelah berumur 5 tahun, maka pohon Accacia dan Eucalyptus siap dipanen dan diangkut dari hutan tanaman industri menggunakan truck dibawa ke area pabrik. Kayu-kayu hasil panen tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mesin debarking untuk melakukan pengelupasan kulitnya. Kenapa dikelupas? Karena kulit kayu tidak dapat dijadikan sebagai bahan kertas. Tapi kulit kayu tersebut gak dibuang lho, tapi masih bisa digunakan sebagai alat bahan bakar yang digabung dengan bahan sampingan untuk menghasilkan listrik yang digunakan untuk pabrik dan desa sekitar.
Setelah dipisahkan kulit kayunya, kayu-kayu tersebut kemudian dicuci dan dipotong menjadi wood chips atau serpihan-serpihan kecil dan dimasak di dalam digester.Kenapa dimasak? Karena proses pemasakan ini adalah bertujuan untuk melarutkan zat lignin sehingga menjadilah pulp alias bubur kertas. Bagaimana dengan air bekas cucian kayu tadi? Air tersebut didaur ulang untuk mencuci kayu lainnya dengan cara disaring terlebih dahulu. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya keberlanjutan.
Setelah itu, bubur kertas yang sudah jadi akan diputihkan dan dikeringkan serta dipacking didalam pulp dryer. Pulp yang sudah kering tadi kemudian dibuat dalam bentuk lembaran sehingga memudahkan untuk pengiriman ke berbagai daerah bahkan ke luar negeri. Pulp ini sebenarnya masih bahan mentah yang nantinya akan di proses lagi menjadi kertas, kardus dan tisu.
5. PAPER MAKING
Untuk membuat kertas, pulp tadi dicampur dengan air dan bahan kimia dipompa ke dalam headbox yang mana campuran tersebut keluar dari celah horizontal diatas permukaan saringan yang bergerak dengan kecepatan 80 sampai 90 kilo meter per jam. Disini, serat menyebar dan membentuk lebaran tipis atau disebut dengan Sheet Formation. Lembaran yang sudah jadi ini kemudian dimasukan ke dalam mesin press untuk mengurasi kadar air sampai 50 %. Lembaran atau kertas yang sudah di press tadi dikeringkan lagi dengan suhu sekitar 100 derjat selsius dengan menggunakan silinder metal.
6. FINISHING
Setelah dikeringkan, permukaan kertas tersebut dikeringkan kembali dan dibentuk gulungan yang sangat lebar dalam jumbo roll, yang ukuran lebarnya mencapai 8,6 meter. Kemudian, gulung kertas itu dipotong menjadi lembaran-lembaran kertas yang ukurannya sesuai dengan permintaan customer. Lembaran kertas yang sudah dipotong akhirnya dipacking untuk dipasarkan.
Demikianlah proses pembuatan kertas PaperOne mulai dari pembibitan pohon sampai menjadi kertas berbahan kayu dari pohon tersebut. Kami melihat proses pembuatan kertas ini seharian. Dan keesokan harinya kami diajak untuk melihat solar panel, panel sumber listrik alternatif dari energy matahari untuk keperluan operasional pabrik.
Setelah melihat sendiri pabrik kertas ini, kini aku jadi tau bahwa kertas PaperOne yang selama ini aku pakai, telah melewati berbagai macam proses dan ramah lingkungan. Mulai dari pembibitan pohon hingga dipanen dan dijadiin kertas yang selalu dipakai oleh masyarakat Indonesia, bahkan di negara lain.
2 comments
Panjang juga proses hingga menjadi kertas ya bang.
Pasti seru bisa lihat langsung prosesnya
@Anonymous iya.... lumayan panjang prosesnya... iya seru banget bisa lihat secara langsung.