Sayangnya, sejarah Candi Muara Takus masih diselimuti misteri. Belum ditemukan prasasti atau bukti arkeologi lain yang secara eksplisit menyebutkan nama dan tanggal pembangunan candi ini. Tapi untuk penamaan, nama "Muara Takus" sendiri diyakini berasal dari bahasa Melayu Kuno yang berarti "air yang mengalir deras". Hal ini mungkin merujuk pada aliran Sungai Kampar yang terletak di dekat candi. Kalau aku lihat-lihat sih, candi Muara Takus ini memiliki bentuk yang unik, yaitu menyerupai gunung suci Kailash, tempat tinggal para dewa dalam agama Hindu dan Buddha. Bentuk ini melambangkan kosmologi Buddha dan hubungannya dengan alam semesta. Dengan bentuknya yang unik, tentunya candi ini dibuat dengan bahan bangunan yang tidak digunakan di candi yang lain. Berbeda dengan candi-candi di Jawa yang terbuat dari batu andesit, Candi Muara Takus dibangun menggunakan batu pasir, batu bata, dan tanah liat. Hal ini menunjukkan pengaruh budaya lokal dalam pembangunan candi.
Kini, candi Muara Takus menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan budaya yang populer di Riau. Bahkan, Candi Muara Takus ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya Nasional pada tahun 1996 dan menjadi salah satu warisan budaya bangsa yang penting untuk dilestarikan. Pengunjung dapat menikmati keindahan arsitektur candi, mempelajari sejarah agama Buddha di Sumatera, dan merasakan suasana spiritual di tempat ini.
Apa yang terdapat di Candi Muara Takus
Di dalam situs Candi Muara Takus ini terdapat beberapa bangunan candi yang disebut dengan Candi Tua, Candi Bungsu, Stupa Mahligai, serta Palangka. Candi Tua merupakan bangunan utama dalam kompleks candi ini. Candi ini memiliki ukuran 32,8 meter kali 21,8 meter dan terbuat dari campuran batu, pasir, dan batu bata yang dicetak.
Candi Tua juga memiliki 36 sisi yang menghiasi bangunannya. Selain itu, terdapat juga Candi Bungsu yang berada di sebelah barat Candi Mahligai. Candi Bungsu terbuat dari dua jenis batu, yaitu batu pasir (tuff) pada bagian depan dan batu bata pada bagian belakang.
Candi Bungsu memiliki ukuran panjang 7,50 meter, lebar 16,28 meter, dan tinggi 6,20 meter. Kemudian, terdapat juga Stupa Mahligai yang merupakan bangunan candi yang dianggap paling utuh. Stupa Mahligai memiliki bentuk bujur sangkar dengan ukuran 10,44 meter kali 10,6 meter.
Pada bagian tengahnya terdapat sebuah menara berbentuk mirip yoni dengan tinggi mencapai 14,3 meter. Terakhir, terdapat Palangka yang merupakan candi terkecil di antara yang lain. Candi Palangka terbuat dari susunan batu bata merah yang tidak dicetak.
Candi ini memiliki ukuran panjang 6,60 meter, lebar 5,85 meter, dan tinggi 1,45 meter. Semua bangunan candi ini memiliki nilai sejarah dan seni yang tinggi, dan menjadi bagian penting dari kompleks Candi Muara Takus yang kaya akan warisan budaya Indonesia.
Pingin berkunjung ke Candi Muara Takus? Tenang! Candi Muara Takus dapat diakses dengan mudah dari Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau. Perjalanan memakan waktu sekitar 3-4 jam dengan mobil jika melewati jalan biasa. Jika lewat jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang, perjalanan hanya memakan waktu sekitar 2 jam.
Jika kalian sudah sampai di lokasi candi Muara Takus, kalian bisa langsung masuk dengan membeli tiket masuk terlebih dahulu yaitu Rp.10.000 per orang. Tidak perlu bawa makanan dari luar sih, soalnya di sekitar candi terdapat warung makan yang harganya sangat wajar alias gak begitu mahal. Selain itu, juga terdapat berbagai fasilitas lainnya, seperti toilet dan tempat parkir..
Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com
2 comments
Mantap bang
@Hendra Yulisman
Makasih bang :)